Tren Dengue di Indonesia: Ancaman Serius

Dengue tetap menjadi ancaman serius dalam sistem kesehatan Indonesia, dengan sejumlah kasus dan kematian yang terus tercatat. Sampai dengan pertengahan Juni 2025, terdapat 67.030 kasus dengue dengan 297 kematian di seluruh Indonesia. Provinsi Kalimantan Timur juga tidak luput dari masalah ini, dengan adanya kasus dengue yang tersebar di seluruh kabupaten/kota. Khususnya di Kutai Kartanegara, terdapat jumlah kasus tertinggi yaitu 2.802 kasus pada tahun 2024. Faktor-faktor seperti mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi turut memperparah penyebaran virus dengue.

Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan dengue, Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara melakukan sosialisasi vaksinasi dengue untuk menekan beban kasus di wilayah tersebut. Bupati Kabupaten Kutai Kartanegara, Edi Damansyah, menggarisbawahi pentingnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan dini terhadap penyakit ini, terutama melalui program vaksinasi yang ditargetkan pada anak-anak sekolah dasar.

Langkah-langkah ini didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan pendekatan inovatif dalam penanggulangan dengue. Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021–2025 telah menjadi landasan untuk membangun kerangka kerja yang sistematis dan berbasis data. Sebagai bagian dari ini, vaksinasi dengue diperluas ke Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya pencegahan tambahan. Namun, vaksinasi tidaklah menjadi satu-satunya langkah, dengan program pengendalian vektor dan edukasi lintas sektor juga tetap dijalankan secara berkesinambungan.

Pentingnya pencegahan dalam menurunkan angka kematian akibat dengue juga disuarakan oleh Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht. Beliau menekankan perlunya upaya kolektif untuk mengurangi dampak penyakit ini, termasuk melalui inovasi dan kolaborasi antar berbagai pemangku kepentingan terkait kesehatan. Melalui upaya bersama, diharapkan angka kesakitan dan kematian akibat dengue dapat diminimalkan, serta masyarakat dapat terlindungi secara optimal.

Source link