Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Gerindra, Imron Amin, memperhatikan realisasi pendapatan dan belanja tahun 2024 yang menimbulkan kejanggalan. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BLU BPDPKS), Imron mencatat adanya defisit meskipun pendapatan melebihi target yang telah ditetapkan. Ia menyoroti kinerja yang luar biasa dalam mencapai pendapatan yang melampaui target, namun menghadapi defisit yang tidak wajar, terutama pada tahun 2024.
Selain menyoroti aspek keuangan, Imron Amin juga menekankan pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) serta penelitian dan pengembangan. Ia merujuk pada program beasiswa yang diberikan dengan mempertanyakan tujuan karir para lulusan setelah menyelesaikan pendidikan mereka, sebagai bentuk evaluasi terhadap efektivitas program beasiswa yang diberikan.
Imron Amin juga membahas potensi besar sektor perkebunan, terutama di bidang kakao. Indonesia dikenal sebagai salah satu eksportir kakao terbesar di dunia dan memiliki produk cokelat lokal yang mampu bersaing secara global. Imron menegaskan bahwa ekspor kakao Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia, memberikan peluang besar untuk menciptakan lapangan kerja di sektor perkebunan, termasuk dalam produksi coklat lokal yang berkualitas.
Pemaparan Imron Amin di RDP tersebut memberikan gambaran tentang tantangan dan potensi di sektor perkebunan, serta mengingatkan pentingnya pengelolaan keuangan yang efektif dan pengembangan SDM yang berkelanjutan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dalam sektor tersebut.