Industri permebelan dan kerajinan Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menghadapi kebijakan tarif tinggi produk impor Amerika Serikat setelah pelantikan Presiden Donald Trump. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, berpesan bahwa produk Indonesia mungkin akan kesulitan bersaing di pasar Amerika Serikat dengan kebijakan pengenaan tarif yang lebih tinggi. Ekspor produk mebel dan kerajinan Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Serikat, mencapai lebih dari setengah dari total ekspor ke negara lain di dunia.
Keberhasilan industri ini di pasar global masih menunjukkan pertumbuhan positif yang menjanjikan, dengan tren permintaan dunia yang terus meningkat sebesar 15,09%. Hal ini terlihat dari market size global furniture yang mencapai US$ 770,42 miliar pada tahun 2024 dan diproyeksikan mencapai US$ 925,46 miliar pada tahun 2029. Indonesia memiliki potensi besar untuk bisa bersaing global karena memiliki bahan baku yang melimpah.
Adie Rochmanto, Staf Ahli Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kementerian Perindustrian, mencontohkan negara lain seperti China dan Jerman yang mampu maju dalam industri mebel dan kerajinan. China menggunakan bambu secara menyeluruh sebagai bahan baku, sedangkan Jerman yang tidak memiliki rotan berhasil menjadi pusat rotan dunia. Hal ini menjadi motivasi bagi Indonesia untuk terus berbenah dan bersaing secara global dalam industri permebelan dan kerajinan.