JAKARTA, Fraksigerindra.id — Anggota Komisi V DPR RI, Novita Wijayanti mengungkapkan sejumlah catatan penting terkait kesiapsiagaan bencana dalam rapat kerja dengan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Dalam rapat kerja bersama Basarnas dan BMKG tersebut, Novita menekankan pentingnya peran negara untuk melindungi rakyat, terutama dalam menghadapi bencana. Novita pun mengapresiasi kesediaan Basarnas yang selalu menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana di Indonesia, seperti yang terjadi pada musibah di Lewotobi.
“Kehadiran Basarnas menunjukkan bahwa negara hadir di tengah-tengah rakyat saat kritis. Sehingga, perlunya peningkatan kemampuan tanggap darurat melalui pelatihan dan kolaborasi dengan elemen masyarakat di daerah rawan bencana,” kata Novita, di Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Novita juga menyoroti mengenai rendahnya penyerapan anggaran untuk pembinaan tenaga SAR dan sarana prasarana yang hanya mencapai 63% dan 42% hingga Oktober 2024. Srikandi Fraksi Partai Gerindra ini pun mendorong agar percepatan penyerapan anggaran dilakukan dengan lebih tepat guna dalam mendukung fungsi utama Basarnas.
“Juga pentingnya peningkatan kecepatan informasi dalam penanggulangan bencana, serta dukungan terhadap sistem komunikasi canggih yang terintegrasi dengan instansi terkait seperti TNI, POLRI, dan BNPB,” papar Novita.
Basarnas, kata Novita perlu mempersiapkan personil dan peralatan yang memadai. Hal itu terkait Indonesia yang berada di wilayah rawan bencana, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi. “Perlunya peningkatan kesadaran masyarakat di daerah rawan bencana untuk memahami cara menyelamatkan diri dan melakukan evakuasi,” sebut Novita mengingatkan.
Legislator dari Dapil Jawa Tengah VIII ini pun mengingatkan mengenai kesiapan Basarnas menghadapi libur Natal dan Tahun Baru 2024. Novita meminta Basarnas untuk lebih sigap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dengan meningkatkan kesiapan pos-pos tanggap darurat dengan melibatkan berbagai pihak. Sementara itu, kepada BMKG, Novita mengingatkan pentingnya akurasi dan kecepatan informasi dalam rangka mitigasi bencana.
“Untuk BMKG agar lebih meningkatkan kemampuan prediksi dan peramalan bencana, baik yang disebabkan faktor meteorologi maupun geofisika,” seru Novita.
Tak hanya itu, Novita mengimbau BMKG untuk terus meningkatkan sistem peringatan dini dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya respons terhadap informasi bencana. “Ini sangat penting untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian moril maupun materiil akibat bencana. Diharapkan dapat menjadi lembaga yang unggul dalam memberikan prediksi yang tepat, serta membantu kebijakan pembangunan yang lebih baik di masa depan,” ujarnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, Novita berharap Indonesia semakin siap dalam menghadapi berbagai potensi bencana yang mungkin terjadi, serta mampu melindungi keselamatan masyarakat secara lebih efektif.