Intelligence Fusion for National Interests

Fusi Intelijen Langkah Strategis untuk Kepentingan Bangsa

Publik mengkritisi badan intelijen di Indonesia menjelang pemilihan umum yang lalu. Presiden Joko Widodo disebut telah menggunakan laporan intelijen untuk kepentingan politik dan mendukung kandidat tertentu. Namun, dalam konteks intelijen stratejik, badan intelijen seharusnya memberikan informasi kepada Presiden agar kebijakan yang tepat dapat diambil.

Dalam membangun peringatan dini, badan intelijen mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, baik terbuka maupun tertutup, untuk dianalisis sehingga menjadi informasi yang bernilai penting. Saat ini, informasi tidak hanya didapatkan dari operasi khusus, namun juga dari informasi terbuka seperti open source intelligence, social media intelligence, dan crowdsourcing intelligence.

Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks, fusi intelijen menjadi penting untuk melindungi keamanan negara. Orkestrasi intelijen yang diusulkan oleh Presiden Joko Widodo bertujuan untuk menciptakan sistem manajemen data intelijen yang melintasi sekat-sekat organisasional. Namun, ide ini masih menuai pro dan kontra terutama terkait peran BIN sebagai koordinator intelijen negara.

Indonesia telah melakukan reformasi dalam bidang intelijen untuk menciptakan kendali demokratis. Namun, kendali tersebut masih perlu diperkuat mengingat kompleksitas tantangan saat ini. Badan intelijen, terutama BIN, perlu diperkuat dalam menghadapi ancaman yang semakin terhubung satu sama lain.

Dalam menghadapi berbagai ancaman, badan intelijen harus mampu menjangkau setiap wilayah di Indonesia dan menata informasi secara luas. Penataan yang baik akan memungkinkan pengumpulan informasi yang lebih efektif.

Penulis: Broto Wardoyo, Dosen di Departemen Ilmu Hubungan Internasional dan Program Kajian Intelijen Stratejik, Universitas Indonesia
Editor: Wahyu Aji

Source link