JAKARTA, Fraksigerindra.id — Anggota Komisi V DPR RI Yuliansyah, mengusulkan agar Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memberikan pelatihan tanggap darurat bagi nelayan. Usulan ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI dengan Kepala Basarnas, Kepala BMKG dan Kepala BNPP, Selasa (12/11/2024).
Legislator Gerindra ini mengapresiasi pelatihan-pelatihan tanggap darurat yang dilakukan Basarnas dengan berbagai stakeholder. Ia menyebutkan bahwa pelatihan lintas lembaga dan negara sangat positif, namun penting juga agar Basarnas memberikan pelatihan tanggap darurat langsung kepada para nelayan.
“Saya apresiasi atas apa yang dilakukan bapak dalam pelatihan-pelatihan gabungan stakeholder, antar lembaga, dan juga antar negara,” ungkap Yuliansyah.
“Saya juga menginginkan, pelatihan-pelatihan juga buat para nelayan, supaya mereka itu bisa diberikan wawasan-wawasan, apalagi soal tanggap darurat bencana air,“ sambung legislator daerah pemilihan Kalimantan Barat ini.
Menurut Yuliansyah, nelayan berlayar ke tengah laut dengan segala risiko yang besar. Dengan adanya pelatihan tanggap darurat, para nelayan bisa saling menyelamatkan jika terjadi musibah di tengah laut. Apalagi, jika tempat kejadian musibah jauh dari jangkauan Basarnas, tentu pelatihan berbasis komunitas ini sangat perlu dan penting.
“Tidak serta mertanya Basarnas itu, di dalam suatu musibah yang ada selalu siap, apalagi dengan jangkauan dan lokasi yang jauh. Jadi perlu memperbanyak pelatihan-pelatihan, khususnya kepada nelayan. Kemungkinan mereka dalam melaut, ya sama-sama juga melaut, tetapi ada rekan yang dalam musibah. Di situlah kita perlu memberikan mereka wawasan pelatihan-pelatihan, di mana untuk membantu Basarnas dalam tanggap darurat,” jelas Yuliansyah.
Dalam kesempatan yang sama, Yuliansyah juga mengangkat permasalahan kebakaran lahan yang dihadapi para petani, terutama di Kalimantan Barat. Ia berharap Basarnas dan lembaga terkait berkoordinasi untuk memberikan solusi kepada petani agar tidak melakukan pembakaran lahan saat musim panas.
“Saya juga kemarin bertemu dengan kelompok tani, yang terkait masalah pembakaran-pembakaran pembukaan lahan di saat musim panas. Mungkin bapak bisa berkoordinasi dengan stakeholder yang ada, dengan lembaga yang ada, bagaimana cara penanganan-penanganan petani ini,” katanya.
Ia menyoroti pentingnya solusi alternatif bagi para petani agar tidak merugikan lingkungan, mengingat dampak dari pembakaran lahan sangat besar. “Tidak terlepas, di Kalimantan Barat dengan wilayah gabut yang cukup besar, dengan masyarakat membakar lahan, dampaknya sangat besar terhadap lingkungan hidup. Saya menginginkan, bapak berkoordinasi dengan pihak kementerian, bagaimana cara penanganan dan apa solusi yang harus kita berikan kepada petani-petani,” ujarnya