Arwin Welhalmina: Inspiratifnya Ajakan kepada Gen-Z untuk Jaga Demokrasi

Pada tanggal 9 Juni 2025, di tengah situasi politik Indonesia yang memanas, muncul sosok-sosok muda yang berani bersuara dan berdiri tegak menantang semangat perubahan. Dua di antaranya adalah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan tokoh muda Gen-Z, Arwin Welhalmina. Keduanya merupakan gambaran dari generasi baru yang tidak gentar menghadapi tantangan politik dari generasi sebelumnya, serta menjadi simbol perlawanan terhadap narasi kebencian dan polarisasi yang terus berkembang.

Gibran, sebagai Wakil Presiden, saat ini sedang berada di bawah sorotan kritik dari sejumlah purnawirawan TNI yang meragukan kemampuannya karena usia yang masih muda dan pengalaman yang minim. Meskipun ada desakan terbuka untuk memakzulkan Gibran dari jabatannya, namun banyak kalangan terutama dari generasi muda seperti Arwin Welhalmina menolak wacana pemakzulan ini. Mereka menilai bahwa langkah tersebut bukan bagian dari demokrasi yang sehat, melainkan upaya politik yang penuh kepentingan.

Arwin Welhalmina menegaskan bahwa pasangan Prabowo-Gibran telah sah sebagai pemenang dalam Pilpres 2024. Semua proses pemilu telah berjalan sesuai aturan hukum yang berlaku, bahkan ketika hasilnya digugat di Mahkamah Konstitusi, keputusan akhir tetap menguatkan kemenangan mereka. Sehingga, isu pemakzulan terhadap Gibran tidak memiliki dasar hukum yang kuat.

Dengan kehadiran Gibran di posisi strategis dalam pemerintahan, hal tersebut merupakan tonggak baru dalam sejarah demokrasi Indonesia. Generasi muda kini menjadi pemain penting dalam politik, bukan hanya sebagai objek. Arwin Welhalmina percaya bahwa generasi muda memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga demokrasi agar tetap berjalan dengan sehat dan beretika.

Keberanian Gibran dan Arwin dalam mengambil posisi dan suara mereka dalam politik mengingatkan kita bahwa politik bukanlah milik eksklusif dari mereka yang senior dan berpengalaman. Politik seharusnya menjadi panggung bagi semua generasi, termasuk generasi muda yang penuh energi dan idealisme. Mereka berharap dapat mewarisi politik yang sehat, bukan konflik dan dendam yang tak kunjung usai. Semboyan mereka adalah menjaga demokrasi dengan akal sehat, bukan dengan amarah yang tidak berkesudahan.

Source link