Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow akan melakukan gencatan senjata dan memulai perundingan perdamaian “segera”. Tapi, harus ada beberapa syarat yang dipenuhi Ukraina.
Salah satunya adalah menarik kembali pasukannya dari empat wilayah Ukraina Timur yang kini dianeksasi Rusia sejak 30 September 2022, Donetsk, Kherson, Luhansk dan Zaporizhzhia. Ukraina juga diminta menghentikan upayanya untuk menjadi anggota NATO.
“Segera setelah Kyiv menyatakan siap melakukan hal ini dan mulai menarik pasukannya serta secara resmi membatalkan rencana bergabung dengan NATO, kami akan segera- pada saat itu juga- menghentikan tembakan dan memulai perundingan,” kata Putin pada pertemuan dengan diplomat Rusia di Moskow, dimuat AFP, Jumat (14/6/2024).
Perang Rusia dan Ukraina sudah berjalan dua tahun lebih. Kekhawatiran global muncul mengingat perang ini bisa bergeser menjadi perang Rusia dan NATO.
Sementara itu, di kesempatan yang sama, Putin mencap pembekuan aset Rusia di luar negeri sebagai “pencurian”. Ia memperingatkan bahwa hal itu “tidak akan dibiarkan begitu saja”.
Kemarin, para pemimpin G7 menyetujui pinjaman baru senilai U$50 miliar untuk Ukraina dengan menggunakan keuntungan dari aset-aset Rusia yang dibekukan. Ini sebuah langkah yang menurut Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menunjukkan bahwa Moskow “kami tidak akan mundur”.
G7 dan UE juga membekukan sekitar US$325 miliar, cadangan bank sentral Rusia, beberapa hari setelah Moskow memerintahkan pasukan ke Ukraina pada Februari 2022. Putin mengatakan negara-negara Barat sedang mencoba untuk memberikan “semacam dasar hukum” untuk membenarkan tindakan “pencurian”.
“Tetapi terlepas dari semua tipu daya tersebut, pencurian tetaplah pencurian dan tidak akan luput dari hukuman,” katanya.
Ia juga memperingatkan bahwa perselisihan antara Moskow dan negara-negara Barat sudah “mendekati titik yang tidak dapat kembali lagi”. Ia sesumbar bahwa Moskow “memiliki gudang senjata nuklir terbesar”.
Putin sendiri telah berulang kali menggunakan retorika nuklir selama konflik dengan Ukraina. Hal itu ia anggap hanya sebagai salah satu front dalam “perang hibrida” yang lebih luas antara Rusia dan aliansi militer NATO.
Dia juga mengecam forum perdamaian Ukraina yang diadakan di Swiss akhir pekan ini sebagai “trik untuk mengalihkan perhatian semua orang”. Rusia tidak diundang ke konferensi tersebut, yang akan dihadiri oleh kepala negara dan pejabat senior dari sekitar 90 negara dan organisasi internasional.
Artikel Selanjutnya
Drone Rusia Bunuh 8 Warga Ukraina, Zelensky Merengek ke Barat
(sef/sef)